Jumat, 05 Agustus 2016

Novel Remaja

CINTA "SEMPURNA"
Karya: Alika Fitri Azizah
     "I LOVE YOU" kata kata yang selalu ada didalam layar  ponselku ketika aku hendak tertidur. Perkenalkan aku Rania, aku adalah seorang siswi kelas 12 yang tengah belajar disalah satu SMA swasta di daerah jakarta barat. aku sangat mendambakan sosok pangeran yang selalu aku bayangkan dalam khayalanku, seorang pangeran bertubuh tinggi proposional yang tampan dan multitalent. Aku tau kalian pasti akan menertawakanku karena aku terlalu berharap ketinggian. Tapi aku sudah menemukan sosok pangeranku dalam diri seseorang yang sudah menjalin hubungan denganku selama 2 tahun ini. Dia Randi, randi adalah ketua osis di SMA ku dan dia juga ketua tim basket disekolahku, serta dia jago bermain gitar dan drum, dia juga perhatian dan sangat romantis. kalau masalah wajah... hmmm... Randy adalah siswa tertampan yang paling di idolakan disekolah. Aku sangat beruntung bisa dicintai oleh randi. Btw kita juga satu kelas, yapsss... kita berdua adalah kelas XII IPA 1. Dikelas, aku dan randi bersaing untuk bisa mendapatkan peringkat 1 dikelas dan aku selalu menang. aku juga anggota osis loh... jabatanku adalah wakil ketua osis, kalian pasti bingung kan kenapa di dalam satu organisasi boleh pacaran? sebenarnya kita emang ngelanggar peraturan, awalnya sih backstreet selama setahun tapi akhirnya kita berdua ketahuan deh, berhubung banyak yang ngelanggar alias terlibat cinlok dengan anggota osis lainnya dan peraturan itupun sedikit di ubah dan dibuat pengecualian gitu.. tapi harus profesional kalo lagi di organisasi.
     "Aku jemput jam 7 ya sayang... Love You" pesan yang datang dari randi untukku. hari ini aku ada janji mau makan malam di restoran, katanya sih baru buka jadi dia mau nyoba gitu. "iya sayang, yaudah aku siap siap dulu ya, Love You Too" setelah aku membalas pesannya aku pun langsung siap siap karna jam dirumahku sudah menunjukkan pukul 18:20 wib. setelah aku selesai mandi, aku berdandan seperlunya, Aku memakai dress berwarna biru muda, dengan sepatu flatshoes putih dan rambutku dikepang daun dengan pita kecil diakhir kepanganku. Waktu hampir menunjukkan pukul 19:00 wib dengan cepat aku memoles bibirku dengan lipglos dibibirku dan tidak lama kemudian mama memanggilku "nia, randi udah dateng nih". "iyamah" sahutku dan akupun bergegas sambil mengambil tas putih kesanyanganku. Setelah berpamitan aku pun pergi bersama randi dengan menaiki motor kesayangannya.
     "sayang" sapa randi memulai percakapan, sambil memegang tanganku. "hmm..." sahutku sejenak. "you're so beautifull" katanya sambil melepaskan genggaman tangannya, dia pun kembali menyetir motornya dan aku pun langsung memeluknya dari belakang "ah, gombal aja deh, kalo kita terus bercanda sampai kapan kita tiba direstonya." kataku sambil mencubit pipinya dan kembali memeluknya,
     Dan akhirnya kita tiba juga di resto. "kamu mau makan apa sayang?". "hm... aku mah ikut kamu aja deh" setelah memilih makanan, kita kembali berbincang. "kamu tau ga? aku sayang banget sama kamu, aku mau kamu jadi yang terakhir buat aku" sahut randi sambil memegang tanganku, dihadapan lilin berselimut kaca dan suasana romantis yang ada di resto ini. "love you more sayang, aku juga janji kamu akan jadi yang  terakhir buat aku" sahutku. "promise?" tanya dia. "yes, i'am promise honey" jawabku. Lalu dia mencium kedua tanganku dan tidak lama kemudian pesanan kita datang dan setelah kita makan kita pun berjalan-jalan dulu ke mall untuk nonton bioskop. tak terasa waktu menunjukkan pukul 22.30. Akhirnya aku diantar pulang oleh randi, ketika hendak masuk ia memanggilku lagi "nia, i love you forever" dan entah kenapa dia memelukku sangat erat dan mencium keningku. "i love you too" saking gugupnya, untuk pertama kalinya dia mencium keningku. "yaudah kamu hati hati ya see you tomorrow" aku mengakhiri perbincangan dan masuk kerumahku, Aku sangat bahagia memiliki randi, ia adalah kado yang terbaik di akhir masa SMA ku ini.
     Aku baru akan merebahkan tubuhku kekasur setelah cuci muka dan mengganti baju tiba tiba hp ku berdering. "hallo? dengan siapa ini?", kemudian seseorang menjawab dengan nada gemetar "nia, randi kecelakaan" kata itu adalah kata terakhir yang aku dengar, sampai semua menjadi sangat gelap.
"Nia bangun, bangun nia?" Suara itu? aku kenal suara itu. "nia ini mama". "Randi!!!" teriakku saat pertama kali terbangun tanpa pikir panjang aku langsung bergegas kerumah randi.
"Bunda..." saat melihat bundanya randi aku hanya bisa menangis tersedu sedu, randi slalu mengajariku untuk memanggil bundanya dengan sebutan yang sama seperti dia.
"Randi, kenapa bun? randi gapapa kan?" bunda terlihat sangat terpukul dan aku baru menyadari bahwa rumah randi sudah berubah tak ada lagi kenyamanan, yang ada hanya kesedihan ditambah dengan adanya bendera kuning, serta pemandangan asing seseorang yang ditutupi kain. Aku tak tau berapa lama aku pingsan, yang jelas mentari belum menampakkan dirinya saat ini, semua masih gelap, sangat gelap!.
     Tak mau menunggu lama aku pun langsung masuk ke dalam tetapi kakiku terasa lemas, tubuhku semakin terasa lemas saat aku membuka kain penutup dan aku melihat seseorang yang tadi malam baru mengantarku pulang, seseorang yang telah memberikan kecupan pertama dan terakhirnya, "Randi? kamu... ga mungkin, ini mimpi, bunda... randi ngerjain aku ya? randi lupa ya sekarang udah lewat jam 12, dan artinya hari ini kita annive ke 25 bulan. Randi, kamu ngerjain aku kan? kamu mau buat suprise?" kata kata itu yang bisa aku ucapkan berharap randi bangun dan bersamaku lagi.
"udah nia, ini ga ada gunanya, lebih baik kamu doain randi, ikhlasin ya..." kata bunda untuk mencoba menenangkanku.
"ngga bun, randi, randi ninggalin aku bun" semakin terisak tangisku kemudian bunda memelukku erat dan tak lama kemudian mama datang, dan mamaku kaget kalau randi sudah meninggal. untuk malam ini aku tidur dikamar randi, aku menginap dirumahnya.
     Berpuluh puluh foto kami tersusun didinding kamarnya, dari pdkt, jadian sampai annive selalu kita abadikan lewat foto. Aku semakin tak bisa mengingat kata kata randi, jadi apakah ini sebabnya dia bilang semua perasaan malam itu? jadi kamu nepatin janji kamu, untuk jadiin aku yang terakhir dalam hidup kamu? apakah harus begini caranya?
aku terus menangis sampai aku tertidur, pagi hari aku bangun sampai mataku bengkak karna semalam. semenjak saat itu aku terus menangis, sampai disekolahku pun aku tidak bisa menghilangkan bayangan randi dari fikiranku. Setiap hari sepulang sekolah aku selalu kemakamnya sebelum aku pulang ke rumah. Semua tidak berubah aku masih bercerita dengan randi walaupun kita terpisah dengan tumpukkan tanah, tetapi cintaku tak akan berubah. cinta sempurna dari pangeran sempurna, yang meninggalkanku dengan kenangan yang sangat sempurna juga. Aku tetap mencintaimu randi.
     Hari demi hari, tak terasa sudah setahun randi pergi. Tapi, tak sedikitpun bayangan randi yang hilang dari fikiranku. Aku sudah coba segala cara untuk bisa melupakkannya, namun pada dasarnya aku tak ingin... mungkin khayalanku ini gila, tapi aku sering manghayal suatu saat randi akan kembali dan randi akan memenuhi semua janjinya. setelah kepergian masa masa terakhir SMA ku terasa tidak lagi berarti, bahkan kabar kelulusan dengan nilai tertinggi pun tidak mampu membangkitkan semangatku lagi. Setelah lulus, aku masuk perguruan negeri dengan jalur undangan dan aku masuk fakultas kedokteran. bukannya tidak bersyukur hanya saja hidupku belum sempurna tanpa cinta sempurnaku, randi. dulu kami sering bermimpi akan melanjutkan sekolah di fakultas yang sama, di kedokteran terlalu banyak ambisi dan mimpi yang kita bangun. Tapi, kenyataannya semua hancur dan tanpa rasa bersalah dia meninggalkanku. Tapi, ini ga adil.
     Hari ini adalah hari randi meninggal, aku pun pergi kemakam randi untuk berziarah.
"ran, kamu tau setelah setahun kamu pergi, aku masih bingung harus ngapain, aku berharap ini hanyalah mimpi buruk yang bisa aku sudahi dengan bangun dari tidurku". Tak terasa air mataku mengalir kembali. "aku tau kamu udah bahagia disana, tapi tolong kasih aku cara agar aku bisa tetap semanagat menjalani hariku tanpa kamu, tanpa cinta sempurnaku... tolong bilang sama tuhan, aku mau ikut sama kamu ran, aku mau kita sama sama lagi, kamu inget ga? besok annive kita lagi yang ke 37 bulan kita pacaran, kamu gak ada niat sedikitpun buat nemuin aku? aku tau mungkin kamu udah ngga peduli lagi sama aku, aku tau kamu udah bahagia di alam sana, yaudah aku pamit pulang dulu ya..." i love you will still love you" setelah mencium batu nisannya, akupun kembali kerumahku.
     Ditengah perjalanan aku terus memikirkan randi, ketika aku mau menyebrang aku hanya berjalan dan tidak menengok kekanan atau kekiri.
*tiiiiiiinnnn.....
suara klakson itu berhasil membuyarkan fikiranku, sampai aku sadari sebuah minibus sudah berada sangat dekat denganku, aku tidak takut jika cara ini bisa membuatku bertemu randi dan aku ikhlas.
tiba tiba . "AWAS!!!" seseorang mendorongku kepinggir jalan dan akupun terjatuh di trotar, dan orang yang tadi mendorongku, sekarang ia tepat di depanku tetapi entah kenapa aku melihat sosok ini seperti randi, aku kaget dan langsung memeluknya
"Randi, aku tau kamu akan kembali" tanyaku.
"Maaf, sa.. sa.. saya..." Jawab dia dengan terbata bata.
Suara orang itu dengan terbata bata seolah menjelaskan bahwa dia bukan randi. Aku bingung melepasnya dan ketika aku lihat wajahnya, ternyata benar bahwa dia bukan randi. Ah... Khayalan apa yang aku fikirkan sampai aku bisa salah orang.
"Maaf ya, aku kira..." Aku bingung harus berkata apa lagi... Tapi dia tau seolah aku kehabisan kata kata untuk menjelaskan kalo aku salah orang.
"Iya, udah gapapa ko" sela dia saat melihat kebingunganku. "Ohiya, nama kamu siapa? Ko tadi kamu nyebrang ga liat liat sih?" Lanjut ia menanyakan kejadian tadi. "Ehm... Udah ya aku buru buru, makasih" kataku saat aku bingung harus jawab apa. "Tapi kamu belom cerita dan aku aja ga tau nama kamu" sela dia namun aku tak menghiraukan pertanyaannya dan akupun langsung pergi. Sesampainya dirumah aku hanya tiduran dikamarku sambil mendengarkan musik yang slalu aku putar.
*kau begitu sempurna dimataku kau begitu indah... Lagu inilah yang dulu selalu dinyanyikan oleh randi, lagu kesukaan randi. Dulu dia selalu menyanyikan lagu itu dengan aransemennya sendiri, dengan memakai gitar. Aku mendengarkan lagu itu sambil meejamkan mataku, membayangkan wajah randi yang memainkan gitarnya dengan lirikan mata yang selalu membuatku semakin beruntung memilikinya sampai tak sadar kalo semalem aku ketiduran.
     Hari sudah pagi, aku berjalan dikampus sendiri dengan hanya membawa buku ditangan kananku dan tas ransel yang berisikam laptop, aku duduk santai dibawah pohon yang aku sendiri tak tahu nama pohon ini apa, akupun membuka laptop dan mengerjakan tugas semesteranku. Pertanyaan demi pertanyaan sudah ku jawab, tapi... Satilu pertanyaan ini aku sangat lupa jawabannya, "Leukimia adalah penyakit kanker darah yang disebabkan oleh?" Duhh lupa!!! Berkali kali aku mencoba menjawab tapi aku tidak bisa, aku benar benar lupa..."
(Disebabkan oleh kekurangan sel darah putih atau leukosit yang menyebabkan tubuh tidak bisa menetralisir racun dan penyakit yang dibawa oleh sel-sel kanker tersebut) aku mendengar jawabannya dengan seksama, tapi..... Aku kenal suara itu, suara yang selalu aku rindukan, Randi? Mengadahkan kepalaku dan iya, aku melihat randi. Randi yang sangat aku rindukan, cinta sempurna ku.
"Randi? Aku tau kamu akan kembali, aku merindukanmu" aku sangat bahagia dan akupun menangis sambil memeluknya dengan sangat erat.
"Rania sayang, kamu harus tetap menjalani hidup kamu, ada atau ngga ada aku kamu harus semangat, aku percaya kamu pasti bisa, kamu bisa menemukan cinta sempurna yang sesungguhnya, jangan putus asa. Aku akan menunggu kamu disurga nanti, aku mencintaimu" setelah itu dia melepaskan pelukkannya dan mencium keningku, setelah itu dia pergi kembali.
"Randi, jangan tinggalin aku lagi..."
 "Randiii?" Teriakku membuatku tersadar kalau itu hanya mimpi, aku menangis tersedu-sedu mengingag kata terakhir yang randi ucapkan, dan keningku? Keningku dicium randi, bahkan masih terasa hangat. Aku melihat jam dinding di kamarku, menunjukkan pukul 07.00 pagi?
Aku tertidur semalaman... Astaga aku pagi ini kan ada kuliah, aku pun bergegas mandi berganti baju, aku memacu mobilku sangat cepat.
     Aku terlambat! Kelas udah dimulai dari sejam yang lalu, karna terjebak macet aku terlambat-_-!
"Rania, kamu kerjakan ujian susulan nanti soalnya saya kirim lewat email" kata dosen yang mengajarku. "Baik pak" jawabku. Dan aku pun langsung pergi ke taman kampus dan duduk dibawah pohon sambil mengerjakan soal ujian tadi. "Leukimia adalah penyakit kanker darah yang disebabkan oleh?" Pertanyaan yang sama dan jawaban yang sama tapi "aku lupa" duhhh... Buku ku ketinggalan lagi diloker...
"Leukimia adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya sel darah putih (leukosit) yang menyebabkan tubuh tidak bisa menetralisir racun dan penyakit yang dibawa oleh sel sel kanker tersebut" aku langsung diam, randi? Setelah aku sadar ini persis seperti mimpiku, aku mengadahkan kepala dan memanggil "Randi?" Tapi, ini sungguh berbeda, dia bukan randi tapi... Dia... "Loh... Kamu?" Cowok itu menunjukkan jarinya ke arahku "eh kita ketemu lagi... Jodoh kali ya?" Dengan percaya dirinya dia mengatakan itu "iya, kenapa... Kamu ko bisa disini?" Tanyaku
"Aku kuliah disini juga dong, tepatnya fakultas ekonomi" jawab dia
"Oh!" Timbalku, akupun bergegas pergi dari dia tapi dia pergi menarik tanganku.
"Tunggu kita belum kenalan" sahut dia sambil menggenggam tanganku. Aku pun langsung melepaskan genggaman tangan cowo itu.
"Kalo kita ketemu lagi baru kita kenalan" aku sengaja mengatakan itu supaya aku bisa pergi darinya.
     Setelah berhasil lepas dari orang aneh itu aku pun kembali ke kelas tambahan sebelum aku pergi ke makamnya randi, seperti biasa aku bercerita tentang hari hariku pada randi. Tapi saat aku bicara dimakamnya randi. "Kamu, ngapain ngomong sendiri? Gila!" Aku langsung menoleh dan ternyata dia, lagi lagi dia-_- "kamu ngapain sih, kamu ngikutin aku ya?" Tanyaku.
"Iyalah, kan katanya aku harus ketemu kamu lagi baru boleh kenalan" jawab dia.
 Akupun langsung mencium batu nisan randi dan segera pergi tanpa menghiraukan orang aneh itu.
"Tunggu dong!" Teriak dia. Aku pun langsung lari sampai dimobilku dan langsung meninggalkan dia.
Ketika sampai dirumah dan aku mau ke kamar ada seseorang yg memencet bel, dan mama memanggilku
"nia, ada temen kamu" sahut mamaku.
"Iya mahhh, tunggu sebentar" jawabku.
Akupun kembali ke ruang dan ASTAGA! dia lagi!!
"Kamu ngapain?" Tanyaku kesal.
"Aku? Mau kenalan lah" dengan santainya dia menjawab.
Kali ini aku ngga bisa nolak soalnya dia di rumahku, mau lari lari kemana lagi.
"Namaku rania" jawabku.
"Okey, kenalin aku reza aku kuliah di fakultas ekonomi semester 7, dikit lagi selesai ko" jawab dia yg sangat percaya diri.
"Oh" kataku, peduli amat dengerin gituan.
"Ohiya bagi nomer hp kamu dong" pinta dia ke aku.
"Whaaaat!!! Gak" jawabanku dengan nada keras karena kaget. Lancangnya dia minta nomer aku ya engga aku kasih lah. Tapi setelah aku pikir pikir dia kan tau rumahku, percuma juga ga aku kasih dan terpaksa deh harus aku kasih, setelah aku kasih akhirnya dia pun langsung pulang, setelah itu aku menutup pintu dan "doorr.." Mama menepuk bahuku dan aku bilang "yeehh... Ngga kaget" sambil tertawa.
"Siapa tuh?... Kayanya orangnya baik, itu pacar baru kamu ya? Pengganti randi?" Tanya mamaku. Aku pun kaget dan entah kenapa rasanya aku emosi.
"Hah? Pengganti randi? Randi ngga akan bisa digantiin mah, randi akan tetap menjadi yang pertama dan terakhir!" Sambil menangis aku berlari kekamar, tapi tak lama kemudian mama masuk.
"Nia... Mama minta maaf ya, mama ngga maksud ngingetin kamu sama randi, tapi hidup harus terus berlanjut nia. Kamu harus bangkit dan melupakkan yang telah berlalu" mendengar nasihat mama aku bingung terdiam. Mama benar, aku mau randi bahagia ngeliat aku ngelanjutin hidupku yang seperti kata kata randi kerika dia datang di mimpiku, huh..... Iya, aku harus bangkit.
     Setelah mama menasihatiku, aku mulai menata kembali hidupku yang sempat tak bernyawa karena randi membawa semua duniaku pergi bersamanya, tapi rutinitasku untuk selalu berkunjung kerumah bunda dan ke makam randi tetap tidak aku lupakan. Randi adalah anak satu-satunya dan bunda sangat kesepian setelah kehilangan randi, karna itu aku setiap hari tetap pergi kerumahnya, karna bunda sudah menganggap aku sebagai putrinya dan kini putri satu satunya. Aku juga sering menginap dirumah bunda dan aku seperti mempunyai 2 orang tua, dan aku beruntung mamah sangat mengerti jika aku menemani bunda, aku dan bunda sering membuat kue bersama, membersihkan kamar randi bersama dan apapun yang dilakukan oleh anak dan ibunya, aku lakukan juga pada bunda.

Aku berhasil menata hidupku kembali setelah sekarang tepat 2 tahun kematian randi, semua sudah kembai tertata seperti semula, tapi bukam berari aku melupakan randi, setia hari aku masih kemakamny dan bercerita padanya.
"Hari ini annive kita ran, ke 48 bulan, 2 tahun kamu pergi, semua masih sama aku masih mencintaimu, kamu juga masih cinta sempurna satu satuny untukku. Sekarang, aku yang menjaga bunda, aku menjadi 2 putri di dua rumah. Hehehe.. Aku nurutloh sama kamu, aku berhasil menata kembali hidupku, ohiya kuliahku sudah semester 4 loh, 3 semester lagi aku menjadi sarjana" masih banya hal yang masih ingin aku ceritain tapi hari dah sore.
"Yaudah deh ran, aku pamit dulu ya, udah sore juga I love you and i will still love you" aku mencium batu nisannya dan segera pulang kerumah.
"Assalamu'alaikum mah" baru saja aku membuka pintu tapi... Mamaku "Nia, nih ada reza, dia nunggu kamu tuh dari tadi" semenjak reza meminta nomer hp ku wktu itu, aku sudah jarang melihatnya, baik dikampus maupun dikantin ataupun ditempat basa ia menggodaku.
"Ihh.. Kamu ngapain?" Tanyaku heran.
"Yaudah mama tinggal ya.." Sahut mamaku dan langsung pergi.
"Nia aku cuma mau ngajak kamu makan kok, aku udah ijin ke tante terus dia bilang boleh, oh iya tadi mama kamu juga bilang biasanya kamu itu kalo pulang kuliah ke makam dulu ya? Kalo boleh tau itu makan siapa?" Tanya reza yang penasaran.
"Mama cerita semuanya?" Aduhhh, mama kerajinan. Ahhh.. Aku gabisa nolak inimah lagin dia juga kasian udah nunggu aku dari tadi.
"Hm... Ceritanya panjang za, yaudah tunggu sebentar ya, aku mau ganti baju dulu".
"iya jangan lama lama ya..." Ungkap reza.
Aku pun langsung bergegas pergi ke kamar. Tak lam, hanya sekitaran 1 jamaku dikamar, sebenernya si sengaja hehehe...
"Udah bentar kan?"
Setelah aku diruang tamu aku berfikir untuk mengetes kesabarannya dulu.
"Iya bentar banget malah" jawab dia sambil tertawa dan tak ada wajah kesal sedikitpun.
"Sial aku gagal!"
"Yaudah yu, aku udah bilang tante ko tadi, katanya jalan aja aku bawa mobil ko"
Hm... Aku baru mencari alasan lagi untuk buat dia menunggu, eh sepertinya dia udah keburu tau deh, dia membukakan aku pintu dan kita pun pergi berdua, dperjalanan ia bercerita, kalo selama1,5 tahun ini dia ngelanjutin S1 di yogya dan dia baru pulang kemaren setelah selesai masa S1 nya, dia juga bilang kalo hpnya ilang dan ga bisa menghubungi aku. Mendengar ceritanya aku cuma iya iya aja sih... Lagian siapa juga yang nanya masalah dan kehidupan dia.
Kita berhenti di restoran yang sangat amat aku kenal setelah turun dan melihat restorannya aku makin yakin, ya ini restoran terakhir aku makan malam bersama randi. Aku menahan tangisku, berharap tidak memilih tempat yang sama dengan tempat yang dulu nya aku duduki dengan randi. Tapi harapanku salah, ternyata reza memilih tempat yang sama dan dengan suasana yang sama juga, balutan lilin dan bunga yang ditaro di vas bunga, sama seperti saat aku dengan randi dinner bersam.
"Kamu mau pilih apa ini?"
"Aku pilih beef steak aja sama orange juice" makanan yang sama saat aku makan dengan randi. 
"Oh okeh" 
Setelah makanan dipesan, reza mulai bertanya tanya hal yang sebenarnya tak ingin aku bicarakan.
"Siapa randi?" Tanya dia.
 "cowo aku" simple nya aku menjawab.
"Maksud kamu?... Randi udah?"
"Iya, bener apa yang kamu duga" aku hanya menunduk terdiam sambil membayangkan wajah randi saat berbicara denganku paa malam itu.
"Tapi kenapa?" Sahut dia
"Tuhan lebih sayang sama dia" jawabku cepat.
"Hm... Maaf ya"
aku hanya mengangguk, tapi air mataku tidak bisa ditahan lagi, aku pergi berlari ketoilet berharap tidak ada yang melihatku, aku menangis dengan sesak nafas di dadaku, yang tak bisa aku hentikan. Kurang lebih 10 menit aku ditoilet, aku beruntung tidak ada yang mengiraku mati di dalam toilet karena terlalu lama berada didalam sana
"Maaf lama" hanya kata itu yang bisa aku ucapkan dengan rasa amat serak.
"Iya, aku mengerti, ya... walaupun aku belom pernah pacaran"
"Iya?" dengan mencoba menghargai suasana aku mulai membuka percakapan, aku juga tak menyadari dari tadi makanannya sudah ada.
"Iya, aku takut" tanya reza, sambil menyantap pasta yang di pesan.
"Takut" tanyaku.
"Iya, aku ga mau main main aku mau satu untuk selamanya" jelasku.
"Oh.. Sekarang kamu kerja dimana?"
"Aku bekerja di perusahaan yang diturunkan ayahku, kebetulan aku anak pertama dan hanya mempunyai satu adik perempuan usianya juga masih 7 tahun"
Setelah itu kita mulai mengobrol, walaupun hanya dia yang sering berbicara, dan aku berusaha jadi pendengar yang baik.
Jam tanganku menunjukkan pukul 18:30 dan aku sudah didalam mobil untuk perjalanan pulang kerumahku. Di jalan reza hanya terdiam, entah kenapa dia sangat berbeda tidak seperti tadi saat direstoran. Karna akh fikir dia sudah cape ngomong akhirnya aku juga diam.
Setelah sekitar 2 jam dalam perjalanan, akhirnya mobil reza pun diparkir tepat di depan rumahku. Tapi saat aku ingin turun reza memegang tanganku.
"Rania, aku tau perasaanmu, tapi sampai kapan kamu menutup diri seperti ini? sudah 2 tahun randi pergi, tetapi kamu masih belum menata hidupmu lagi."
Perkataan reza membuat tubuhku kaku, kakiku seolah tidak ingin pergi, telingaku seolah masih ingin mendengarkan reza.
"Iya, aku tau, aku hampir berhasil menata hidupku kembal, tapi semua butuh proses"
Setelah kata kata itu aku hanya tersenyum padanya dan segera masuk ke dalam rumahku, karena terlalu larut malam aku kembali kerumah, aku langsung tertidur lelap dikamarku dengan tidak mengganti pakaian yang aku kenakan.
Sejak saat itu hubunganku dengan reza sudah membaik, setidaknya kita saling bertukar cerita dan ia pernah bercerita bahwa dia pernah juga kuliah di jurusan psikologi di yogya, walaupun hanya menjadi sarjana, tapi dia mengerti bagaimana membuat orang bangkit dari keterpurukan.
Tak terasa kuliahku sudah memasuki semester akhir, hari ini adalah hari aku wisuda, hm... Skripsiku juga dibatu oleh reza dan hari ini aku diumumkan mendapat beasiswa ke jerman karena aku menjadi salah satu dari 3 lulusan dengan nilai tertinggi. Hati hariku masih sama, masih sering main kerumah bunda dan tentunya ke makam randi, aku juga sudah  menceritakan rentang reza ke randi dan aku fikir randi tidak akan cemburu karena pada dasarnya randi menjadi cinta sempurnaku. Di hari kelulusanku aku memakai toga dengan sangat bangga, dihadapanku duduk orang orang yang sangat berarti, mamah, ayah, bunda dan reza. Aku juga yakin randi ada juga disini aku masih bisa merasakan kehadirannya  setelah 3,5 tahun randi pergi, tapi aku masih sering mencium harumnya parfum randi, aku masih sering merasakan harumnya parfum randi, dan aku masih sering merasakan genggaman randi yang membuatku makin semangat menata kembali hidupku.
Hari ini aku akan pergi ke jerman untuk melanjutkan S2 ku. Berat rasanya meninggal semuanya. Aku pamit dengan bunda, mamah, ayah, mereka tidak bisa mengantarkanku sampai ke bandara karena mereka ada tugas lain, entah tugasnya apa sampai sampai anaknya mau pergi jauh malah ditinggal pergi duluan, aku sempat sangat kesal dengan orang tua ku, untung masih ada reza, dia yang mengantarkanku sampai ke bandara, tapi sebelum ks bandara, aku ingin pamit dengan randi. Didepan makamnya randi aku menangis bahagia, untuk pertama kalinya aku bisa menangis tanpa ada dasa sedih.
"ran, aku pamit ya, cuma sebentar kok, cuma 3 tahun, kamu jangan kangen sama aku karna aku akan menepati janji aku untuk menata hidupku lagi, aku juga akan mewujudkan impian kita dulu, i love you and still love you cinta sempurna ku"
setelah mencium batu nisannya aku berdiri dan mengajak reza pergi tapi, reza tidak berajak sedikitpun
"Kamu duluan aja, ada yang mau aku omongin sama randi"
Aku hanya bisa mengangguk dan masuk ke mobil.
Tiket ditanganku menunjukkan penerbangan akan dilaksanakan pada 1 jam kedepan, aku masih duduk dengan koper disampingku, tapi tiba tiba reza yang awalnya hanya duduk diam disampingku seketika ia pindah langsung berlutut dihadapanku, ia menggenggam jari jemariku.
"Rania, aku tau aku emang aneh dan perkenalan kita pun dimulai dengan cara yang kurang baik, bahkan setengah memaksa. Tapi entah kenapa pertama kali aku melihatmu aku jatuh cinta untuk pertama kali nya. Aku merasa, hatiku menuntun langkahku untuk berani menyelamatkanmu pada waktu itu. Aku terus menahan rasaku selama tiga setengah tahun ini, aku mencintaimu rania"
Aku hanya terdiam melihat sosok lelaki tampan, yang bertubuh tinggi dengan badan yang ideal, berkulit cokelat dengan pipi berlesung yang menghiasi wajah tampannya. Orang yang membantuku bangkit.
"Seperti yang kamu tau aku masih mencintai randi, apa kamu mau menjalin hubungan dengan orang yang masih terikat dengan masa lalunya?" Aku kembali menanyakan hal yang seharusnya membuat dia menyerah.
"Aku sudah meminta ijin sama randi tadi, ayolah... Kita rubah semuanya, percaya sama aku, aku terima kamu apa adanya dan aku terima semua masa lalu kamu"
Aku semakim berfikir keras cara menolak reza secara halus.
"Jawabannya setelah aku pulang nanti"
Seolah waktu tau maksudku, jam penerbanganku pun tiba.
"udah ya, see you"
aku berdiri dan melepaskan genggaman reza, tapi dia menarik tanganku dan... Dia langsung memelukku dengan sangat erat untuk yang pertama kalinya.
"Za, aku mau berangkat?"
sstelah itu dia melepaskan pelukkannya.
"Tunggu aku ya nia, insha allah aku akan nyusul kamu"
aku pun hanya bisa terdiam.
"Janji?"
entah kenapa kata itu langsung keluar dari mulutku.
"Hah? Iya aku janji"
Setelah itu kita pun berpisah.
Di dalam pesawat aku membayangkan wajahnya reza, apa artinya ink semua, apa dia serius?.. Hm... Ah sudah lah mungkin dia hanya main main. Randi apakah kamu akan mengijinkan aku untuk mencari cinta sempurna yang lain. Tapi, itu kan sama aja aku ngeduain randi. Sudahlah aku kesini kan untuk belajar Mengejar S2 ku.
Setelah tak terasa 2 tahum aku di jerman, aku masih  berkomunikasi dengan Orang tua ku, bunda dan reza. Reza? Ohiya reza, reza suka menelponku dan bahkan video call juga. Hari ini dia bilang akan liburan ke jerman dan tentu nya aku harus menjemputnya di bandara.
Saat aku tiba di bandara pesawatnya sudah mendarat dan dari pesannya dia sudah bsrada di coffe bean. Aku segera pergi kesana dan yang aku lihat adalah dua orang laki laki dan perempuan yang sangat bermesraan, entah kenapa dadaku seketika sesak dan rasanya aku sulit bernafas. Apa artinya... Yasudahlah.
"Hai za!" aku menyapa reza yang sekarang tengah berdiri dihadapanku, dia tak berubah semuanya masih sama tapi, mungkin hati yang tak sama lagi.
"Hallo nia, apa kabar? Aku kangen banget sama kamu tau"
Ia bilang seperti itu, tapi aku sangat senang mendengarnya tapi
"Dia siapa za?"
Reza menengok ke perempuan yang dari tadi ada disampingnya.
"Oh... Dia pacar baru kamu ya? Cie cie"
kata yang disampaikan dengan wajah meledek, tapi menggambarkan hati yang tak rela. Apa aku memang jatuh cinta pada reza.
"Iihhh... Ketahuan cemburunya, ngga ko, nih kenalin maurin, adik aku satu satu nya, emang ngga pernah aku ceritain ke kamu, soalnya kalo lagi sama kamu aku berasa dunia ini milik kita berdua, yang lain mah ngantri hehehe...."
Mendengar hal itu hatiku serasa diangkat bebannya dan aku lega.
"Oh maurin, hai maurin aku rania"
Dengan tersenyum aku memperkenalkan diri.
"hallo ka, aku maurin aku diajak ka reza untuk ketemu sama perempuan spesial nomer dua dihatinya ka reza dan kaka lebih cantik ya dibanding foto nya doang"
Dengan hal itu percakapan kita dimulai, gadis belia berumur 15 tahun itu sangatlah menyenangkan, dengan paras hitam manis yang menghiasi tubuhnya dengan balutan fashion yang sangat feminim, dress putih hitam dengan bando putih dan wejes hitam berpita putih untuk mensamarkan tingginya, ia terlihat semakkn manis.
Reza membawanya untuk liburan dan memperkenalkan jerman, untuk salah satu pilihan melanjutkan sekolah maurin nanti. Kebetulan dia kepengen jadi dokter juga, selama satu bulan kedepan, apartemenku akan penuh. Asiiiikkk.... Setelah bertahun tahun sendirian akhirnya ada juga yang nemenin.
28 hari kemudian.
Hari ini agenda kita adalah shoping oleh oleh karna 2 hari lagi maurin akan kembali ke indonesia. Hmm... Tak terasa ya, waktu cepat berlalu aku makin dekat dengannya, kita sudah seperti sahabat.
Assalamu'alaikum, ada yang aneh dengan apartemenku, kenapa semua gelap? Masa iya mati lampu dan "ctek" setelah aku menyalakam lampu, aku melihat 2 meja dan bangku dengan makanan kesukaan ku, beef strak dan lilin yang menambah suasana romantis. Dihadapanku berlutut sesosok makhluk yang menyebalkan tapi perhatian.
"Reza, kamu ngagetin aku aja"
"Rania, hari ini dihadapan maurin adik aku satu satu nya, aku nembak kamu lagi, maukah kamu jadi pacar, calon istri, istri dan ibu dari anak anak kita nanti?"
Aku baru akan memberikan alasan yang sama seperti saat  dibandara 2 tahun lalu, tapi dia menutup mulutku dengan satu sentuhan jemarinya.
"Ssttt.. Aku terima semua masa lalu kamu nia, aku tulus mencintai kamu"
"Tapi za, kuliahku belom selesai, aku gak bisa"
aku pikir alasanku ini akan berhasil, tapi aku salah, akhirnya aku sepakat dengan dia untuk memberi jawaban satu tahun lagi. Aku bukan tidak mau tapi aku ingin menguji cintanya.
"Iya, aku setuju" dan kata itulah yang menjadi penghantar makan malam romantisku..
Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi waktu jerman saat ini. Aku sedang berdiri untuk melakukan perpisahan (lagi) dengan reza.
"Aku tunggu kamu ya rania, ready for miss you"
"Iya, i will miss you too za"
Sambil tersenyum aku melambaikan tangan pada mereka.
Setelah kepulangan reza dan maurin, apartemenku jadi sangat sepi, aku hanya berfikir untuk skripsi yang saat ini aku jalani dan tak terasa tinggal dua bulan lagi aku akan pulang. Dan aku yakin akan menerima reza, setelah 7 tahun randi tiada dan aku harus membuka hatiku kembali, dan reza berhasil mengetuk pintu hatiku.
Hari ini adalah hari kelulusan walaupun tak semeriah di indonesia, tspi mama dan ayah sudah cukup melengkapiku. Besok aku akan kembali, reza tunggu aku..
Pagi yang cerah untuk Paling akhir, setelah menaiki taksi menuju bandara dan menunggu 1 jam aku dan orang tuaku kembali terbang ke indonesia dengan gelarku yang sudah ku capai. Setelah pesawatku mendarat aku bergegas cepat dengan menarik troli koperku. Dari kejauhan aku melihat bunda, mamaku, maurin dan reza? Reza membawa serta kedua orang tuanya, entah ini apa yang jelas aku melihat ia menbawa bunga dan kotak kecil yang aku tak tau apa isinya. Ketika selesai bersalaman dan berpelukkan tapi aku berhenti di hadapam reza. Sebenernya aku memberinya tantangan untuk tidak menghubungiku setelah satu tahun yang lalu dan ia berhasil menyelesaikan tantangannya.
"Rania, dengan keyakinan cintaku aku bertahan, dihadapan semua orang aku ingin menjadikanmu istri dan pendampingku satu satu nya sampai maut memisahkam kita, so.. Will you marry me?"
 dengan berlutut dan disaksikan oleh semua orang yang ada di bandara, aku pun teringat randi, dan pasti randi mengijin kan hubungan ini dan randi bisa hidup dengan sangat tenang di surga.
"iya, aku mau za" 
Aku menjawab dengan dengan senyum, dengar hal itu reza langsung bangun dan memelukku dan untuk pertama kalinya aku membalas pelukkannya.
Cinta Sempurna hanyalah sementara, tapi cinta yang tuluslah yang selamanya.
THE END

2 komentar: